Untuk membedakan kelinci jantan dan kelinci betina dapat diamati dari alat kelaminnya. Kelinci jantan memiliki tonjolan panjang pada alat kelaminnya, sedangkan kelinci betina tonjolannya agak pendek dan di bagian tengahnya terdapat celah memanjang. Testis kelinci jantan sudah mulai terlihat pada usia 1-2 bulan.
Umumnya kelinci siap kawin pada usia 5-6 bulan. Seekor pejantan cukup untuk 10 ekor betina, namun idealnya seekor pejantan untuk 5 ekor betina.
Jangan mencampurkan pejantan dengan pejantan lainnya karena akan saling berkelahi. Kadang kala kelinci betina yang bercampur dengan sesama betina pun akan berkelahi juga.
Usia kehamilan kelinci sekitar 28 hari. Menjelang melahirkan, induk kelinci akan mencabuti bulu-bulunya untuk sarang calon anaknya. Seekor kelinci dapat melahirkan 4-12 ekor.
Anak kelinci lahir dalam keadaan tidak berbulu dan mata tertutup. Induk kelinci akan menyelimuti anak-anaknya dengan bulu-bulunya tersebut. Anak-anak kelinci ini sangat rentan pada udara dingin dan air, jadi kekeringan kandang harus dijaga dengan baik.
Pakan dan minum kelinci selama hamil dan menyusui harus diberikan lebih banyak.
Pada usia 7 hari, tubuh bayi kelinci sudah ditumbuhi bulu dan matanya sudah mulai terbuka. Umur 2 minggu anak-anak kelinci sudah mulai mampu makan sendiri. Biasanya mereka tetap membutuhkan air susu induknya hingga berusia 1 bulan. Sangatlah tidak bijaksana memisahkan anak-anak kelinci yang masih berusia di bawah 1 bulan dari induknya.
Program perkawinan induk kelinci selanjutnya, dapat diatur setelah anak-anak kelinci berusia 1 bulan. Untuk kebaikan sang induk kelinci, sebaiknya kelahiran anak di atur maksimal 5 kali dalam 1 tahun.